Hai apa kabar, lama tak jumpa yaaa
            Entah kenapa semester ini rasanya penuh sekali sampai-sampai blogpun terlupakan hehehhe (baca : alibi), yak semester depan harus lebih baik dalam mengatur waktu. Kali ini mimin mau cerita tentang angkatan nih. Apa sih min ? gak paham ya ? makanya simak sampai akhir ya.
            Selayaknya mahasiswa baru di universitas maupun institut di Indonesia, selalu ada kegiatan ospek guna memperkenalkan tentang mahasiswa, universitas, hingga jurusan yang dipilih. Namun yang disayangkan, banyak mahasiswa yang bahkan dengan satu jurusannyapun tidak hafal. Nah di sini nih enaknya kuliah di ITS karena adanya pengkaderan disetiap jurusan sehingga kita bisa kenal teman-teman kita sejurusan, bukan hanya satu angkatan bahkan beda angkatanpun bisa.
            Bicara tentang angkatan, kenapa kita perlu mengnal angkatan ? Ya karena kita dikenal sebagai institut yang banyak tugas dengan jadwal yang padat. Tidak memungkiri juga karena kita adalah makhluk sosial. Di sini saya sebagai mahasiswa matematika angkatan 2014 memiliki nama angkatan AKSIOM14. So apa sih AKSIOM14 ?
            Nama AKSIOM14 disepakati oleh angkatan 2014 yang berjumlah 96, namun sayangnya ditengah jalan sekarang hanya tinggal 72. Nama AKSIOM14 diambil dari beberapa kata yang pertama Alfena yang berarti bijaksana, istilah ini diambil dari nama inggris. Kemudian KorSa yang artinya loyal, istilah ini diambil dari buku The Art of Leader tahun 1990.  Intelektual yang merupakan gabungan dari kata Intellegent dan Aktual yang menunjukan sifat mahasiswa yang cerdas dan terkini. Oriana yang berarti berani bertanggung jawab yang diambil dari nama Kanada. Matematika 14 yang menunjukan bahwa AKSIOM14 adalah nama dari Matematika angkatan 2014.
            Banyak yang mengatakan bahwa nama adalah doa dan yah AKSIOM14 merupakan doa yang ditujukan untuk angkatan ini yaitu semoga kita bisa menjadi manusia yang berbudi baik dengan sikap bijaksana dan berani bertanggung jawab serta loyalitas tinggi terhadap ankgatan ini karena silaturahmu dan relasi tidak boleh putus sampai nanti. Sebagai mahasiswapun kita juga berharap menjadi mahasiswa yang benar-benar cerdas dan mampu mengupdate wawasannya untuk kemajuan sekitar.
            Tujuan dari angkatan ini adalah bersinergi secara proaktif untuk mencapai loyalitas angkatan. Kenapa ? Karena disini kita bekerja sam, dan butuh hubungan yang kuat. Dan kami juga mengharapkan agar keloyalan ini tidak putus namun tetap terus berlanjut hingga kita lulus nanti.
            Oh ya, by the way angkatan ini juga memiliki lambang loh. Apa sih lambang ? Lambang menurut KBBI adalah suatu gambar yang memiliki maksud tertentu.

            Apasih artinya ? Kepo ya ?? heheheh
            So, lambang angkatan ini dimulai dari gambar gerigi yang melambangkan bahwa kita dibawah naungan almamater ITS. Lambang tiga integral yang merupakan harapan agar angkatan ini akan selalu meningkat. Dua integral di samping lebih kecil dari integral yang di tengah. Kenapa ? Karena dua integral di samping memiliki arti bersinergi dan proaktif sedangkan integral yang panjang dan di tengah memiliki arti loyalitas. Hal ini dikarenakan tujuan angkatan kita yang paling utama adalah untuk mencapai loyalitas angkatan dan diharapkan loyalitas ini dapat berlangsung hingga nanti dan tanpa batas waktu. Tanpa batas ini disimbolkan dengan lambang tak hingga yang mengikat integral. Dari warnanya, lambang ketiga integral dan tak hingga ini berwarna hijau yang memiliki arti bahwa kita berada dibawah naungan FMIPA ITS. Selain itu ada juga nama angkatan ini yang tertera di bawah lambang integral dan tak hingga. Posisi nama berada di bawah dikarenakan bahwa angkatan inilah yang menjadi pondasi dasar tercapainya tujuan di atas.

            Bicara tentang angkatan, disini karena mahasiswa sebagian besar adalah perantau dan hampir dua puluh empat jam kita di kampus entah itu karena tugas atau organisasi, agkatan bisa dikatakan sebagai keluarga kedua selain keluarga dirumah. Seperti yang saya katakan diawal bahwa kita adalah makhluk sosian yang juga membutuhkan bantuan orang lain. So, saya bangga menjadi mahasiswa ITS yang sangat erat hubungan kekeluargaannya terutama di dalam jurusan dan yang paling penting adalah angkatan.
dia ada berdiri kokoh dan memberi kesjukan untuk sekitarnya.
IPK 4, lulus 3.5 tahun, cepet dapet kerja, gaji tinggi, exchange keluar negeri, pegang jabatan tinggi di ormawa, pengusaha kaya, dapet kedudukan, banyak uang, jurnal diakui, speaker seminar internasional, dan maaaasih banyak lagi impian temen-temen yang ingin di capai.
Mungkin beberapa sudah ada yang merintis bahkan sudah ada yang bisa meraihnya. Tapi satu pertanyaan, buat apa sih semua itu ? buat apa mimpi sebanyak itu ? untuk daat nama ? Pestasi ? Pengalaman ? Relasi ? Coba deh renungkan dan jawab pertanyaan itu sama diri kita sendiri.
Setiap orang pasti punya mimpi dan akan terus menggapai mimpinya. Suatu kebahagiaan saat kita bisa menggapai mimpi iu bahkan bisa melebihi target kita. Tapi guys, buat apa sih mimpi tinggi, nama dan jabatan terjamin, relasi banyak, uang banyak, kalau pada akhirnya kita juga bakal ninggalin semuanya. Yaps, saat kita mati.
Hidup tuh singkat, udah kaya ftv aja tapi gak segampang ftv yaa hehehe
Buat apa sih kita dilahirkan ? Buat apa sih kita di dunia ? Apa cuma buat gapai mimpi mimpi kita, terus mati gitu aja ?
Anggap saja kita ini gelas. Alat sederhana yang banyak di butuhkan. Gelas kosong di taruh gitu aja apa gunanya ? Gelas yang diisi air, tapi ditaruh aja, apa gunanya ? Lama kelamaan airnya juga keruh, tapi gelas yang diisi air dan dimanfaatkan, diminum dll, itulah guna yang sebenarnya.
Manusia itu diciptakan di lahirkan bukan semata-mata hanya untuk hidup dan mati saja. Produk Allah ini di ciptakan untuk memberi kontribusi untuk sekitarnya. Manusia jangan polosan gitu aja, gak tau ilmu dan nggak mau belajar, apa gunanya ? Manusia berilmu tapi diam aja, apa gunanya ? Kita punya ilmu, dapet kerja, gaji tinggi, so what ? Nanti juga mati, di tinggal pasti. Mawapres, dapat pujian, dapat prestasi, lalu apa ? Nanti juga dilupkan.
Manusia itu istimewa, manusia itu berharga, kita itu keren.
Tapi apa sih gunanya kita kalau memang dengan adanya kita tidak memberikan arti apa-apa untu sekitarnya. Berbagilah, bermanfaatlah, sesungguhnya ia yang menghidupkan tanah yang matilah yang akan menikmati tanah itu, ialah yang akan merasakan kebermanfaatannya.

Hidup tuh gak sesimple itu, berkaryalah untuk sekitarmu, kayalah untuk sekitarmu, pintarlah untuk memintarkan sekitarmu, hidupkanlah sekitarmu, jadikan hidupmu berarti untukmu dan bermanfaat untuk hidupmu. Karena hidup itu sekali, berarti, lalu mati.
Pernah mendengar berita seorang balita merokok dan berbicara kotor ? Atau anak SD yang mengacungkan tangannya kepada seorang nenek pengemis ? Tawuran antar siswa atau bahkan korupsi yang merajalela ?
            Seperti yang kita tahu, banyak sekali peristiwa miris yang terjadi di sekitar kita, kejadian yang menyayat hati. Saya yakin, bahwa ini masih di dunia dan saya yakinbukan hanya melihat dari media masa namun kita juga melihat  banyak peristiwa serupa terjadi di sekitar kita. Lalu bagaimana menurut anda ? salahkah mereka ? kita hanya mengutuk tanpa berbuat apa-apa ?

Hidup itu seperti dua buah apel, tergantung kita mau dibawa kemana apelnya. Mau diimpan di tempat yang sejuk untuk nanti dimakan, tau dibiarkan hingga membusuk.
           Manusia memang pribadi yang unik, yang berbeda satu sama lain. Manusia terlahir dengan membawa pribadi mereka, kepribadian yang tentunya tidak sempurna karena setiap kepribadian ada kekurangan dan kelebihannya. Tinggal bagaimana nanti kita membawa kepribadian kita dengan baik. Dalam implementasinya, manusia tidaklah mutlak bertingkah laku sesuai kepribadian mereka. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh luar atau lingkungan. Keluaran sifat dan tingkah laku inilah yang dinamakan karakter.
            Manusia tidak bisa memilih kepribadian mereka karena ini mutlak dari tuhan, namun mereka bisa mengambangkan dan membentuk karakter diri. Karakter juga merupakan suatu hal yang unik karena karakter dibentuk dan dibangun secara sadar oleh pribadi itu sendiri. Memang lingkungan juga memberikan pengaruh, namun kembali pada pribadi masing masing, bagaimana mereka mengolah dan memilih karakter yang akan mereka keluarkan karena kita memiliki kontrol penuh atas karakter kita dan karakter itulah yang menjadi tanggung jawab kita.
            Nah, sekarang saat ada penyelewangan di masyarakat, pantaskah kita bilang bahwa lingkungan lah yang menyebabkan ? lingkunganku yang mengajarkan ? benar tapi tidak sepenuhnya benar, karena karakter adalah plihan kita.
            Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, lingkungan juga memiliki andil dalam pembentukan karakter seseorang. Lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Lingkunganlah yang memberikan arahan dan dorongan seseorang untuk bertindak. Di sinilah dibutuhkan peran lingkungan dalam membetuk suatu karakter yang berkualitas. Karena bagaimanpun juga karakter adalah kunci keberhasilan seseorang.
            Pembelajaran tentang nilai-nilai moral seperti sikap disiplin, sopan santun, serta tanggung jawab sangat dibutuhkan untuk bisa membentuk karakter yang bagus. Pembelajaran ini bisa dilakukan baik dalam keluarga maupun sekolah karena lingkungan keluarga adalah lingkungan yang paling dekat dengan kita, serta sekolah adalah tempat dimana kita mencari ilmu, belajar untuk masa dpan, yang seharusnya saat keluar ita bisa menjadi seorang yang siap dan mengerti tentang nilai nilai kehidupan.

Sekolah bukan hanya mendidik tentang pelajaran eksak yang menuntut pada nilai, namun juga sangat dibutuhkan pendidikan karakter. Pendidikan karakter di sekolah bukan berarti adanya pelajaran budi pekerti dan kewarganegaraan melainkan pengajaran tentang bagaimana seorang siswa bisa mengerti dan peduli dengan nilai-nilai kehidupan. Pengajaran ini juga tidak sebentar, karena karakter bukanlah suatu hal yang instan melainkan suatu hal yang terbentuk melalui proses yang berlangsung secara continue  atau terus menerus.
Seperti yang dikatakan David Elkind & Freddy Sweet (2004), pendidikan karakter dimaknai sebagai berikut:

“character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within”.